Kamis, 08 Desember 2016

Saat Sang Surya Pulang ke Peraduanya

Begitu tinggi kau berpijak  dengan tenang mu
Ku pandangi jauh, tak tapak tetapi . . .
kau besar hingga mata ini terpejam karna tak kuat akan besar nya engkau

waktu demi waktu  kau di iringi
tak semaikin lama indah mu memudar
dan tak semakin lama indah mu terpancar bagai cahaya berdiri kokoh tak terhalang

aku tak tahu akan kedatangan mu dan aku juga tak tahu akan kehilangan kamu
hanya kau yang tahu bagai sosok yang tak pernah tidur slalu memandangi ku

kecil ia diriku kecil, besar kau memang besar hingga tangan tak cakup memeluk mu
kecil ku berada
besar mu tak tampak
kita saling mengisi dimana ufuk akan menjadi tempat menghilang mu

dimana ufuk ? aku tak tahu
apa kau tahu ? maha tahu bukan diri kita, maha mengerti juga bukan diri kita
congkak sombong tinggi hati hanya tinggal menunggu jatuh dan sakit nya
kau siap akan rasa itu ?
aku siap akan rasa ini ?
tak sama-sama tahu di mana berada …

gelap melanda, hitam tak tampak apapun
masih kau ingin mencari di tempat itu ?


SURYA KINI SUDAH PULANG DIPERADUANNYA

Kamis, 10 November 2016

Bunga layu di musim semi

61’ PON 10-9
BN
Bunga
Bunga ku
Kau indah saat mekar
Merah putih hitam warna bermacam

Jangan kau pikir indah mu dapat terlihat
Ada bunga bau seperti bangkai di simpan dalam hutan

Bunga
Bunga
Bunga
Indah dipandang …. Ya indah dipandang
Batang berduri itu melilit leher, melukai serta membunuh hingga membisu
Terikan ku tak kau dengar karna kau tak mendengar
Daun mu ku genggam erat agar tak terlepas ….. melepas
Kau pertanyakan lepasan itu ?
Aku tak tahu isi pikir mu ….

Bunga
Kebun mu luas indah dan sejuk
Tak urung kau bicarakan tempat ku banyak pembohong banyak penipu banyak korban
Tangisan ini bukan bukan air lagi tanah lagi bebatuan yang terlempar melukai orang

Bu
Nga
Bung
Dirimu
Ku saut mulut lembut mu yang tajam menghujam jantung
Ku rangkai kata indah kau rusak bagai badai tak punya mata menghancurkan segalanya
Kau ikat kencang kaki ku hingga lumpuh tak tertapak
Ku ingin melangkah memandang  jauh terhalang mu gelap tak tahu ujung
Ku rasa ini pahit putih pelana dudukan itu tak nyaman lama kusinggahi

Bunga
Tumbuh mu tak terkoyak oleh keadaan, keadaan ku terbentuk bagai sayatan tajam
Bunga …. Ku harap hadir mu bukan mengasah menjadi tajam
Hadir mu melunak melelehkan keadaan yang tajam

Bunga hari itu indah ? bernarkah indah ?
Salah ku akan bermaksud mendengar kata itu
Aku cerna bebatuan keras
Aku kunyah pasir lembut mengotori
Sangkaan demi sangkaan menghibur dan menyayikan

Hari itu
Hari itu ? sekarang
Mengejar tanah tertutup tak bangun lagi
Kau tumbuh di atas itu bunga indah ….
Bunga teduhi ku dari dia yang panas
Dari air yang datang dalam dahaga

Ya menang slalu bertambah akan dosa slalu ada cita untuk mati
Kembali kepadaNYA itu pasti
Bagai ilmu hitung yang tak pernah tergugat berapapun hasil nya

Bunga
Kuharap kau tahu ini isi dalam tempat kosong
Kau lukai ku tak merasa sakit
Kau ajak ku bahagia ku tak terbahak bahak sajak melihat pelawak
Kau erat peluk  ku jangan terlepas …. Kosong dan harus kau jaga …

Bunga ku tangkai mu ku pegang erat dalam dada
Yang sedia melindungi, yang sedia menerima cacian
Dari siapapun yang tak tahu akan …..


Bunga ku