Sabtu, 29 Oktober 2011

Gus Dur, Kejadian Aneh Sebelum & Sesudah Kematian

meninggalkan beberapa  keanehan atau keganjilan tertentu, sebelum beliau meninggal maupun sesudah beliau meninggal.
Sebelum Meninggal

Beliau adalah mantan presiden RI yang ke 4, sehingga sebelum kematian beliau, maka banyak tanda-tanda tentang atribut beliau yang paling kuat yakni sebagai mantan presiden yang ke 4 (baca Gus Dur dan Angka 4 ) . Khusus atribut yang khas dari beliau tentang angka 4 ini, ditunjukkan oleh Allah swt sebelum kematian beliau. Adapun petunjuknya adalah semua hal yang berbau 4, selalu saja membawa masalah, antara lain secara urut:
  1. 4-oktober-2009:Balon Gas buat Iklan Telkomsel Meledak, Puluhan Terluka
  2. 4-november-2009:Sadis! Ibu Lempar Anaknya dari Lantai 4 DTC
  3. 4-desember-2009:Terjun di Mal Lagi dan M City di Medan Ludes Terbakar, 20 Tewas
Khususnya pada bulan desember inilah, dimana beliau meninggal dunia, maka orang-orang pada ‘ramai’ terjun di Mall melakukan harakiri, dimulai tepat tgl 30-november-2009 secara bersamaan dua orang, laki & perempuan terjun dari Mall terkenal di Jakarta, yakni
  1. Tgl 30-november-2009:Reno Terjun dari Mal Senayan City Jakarta
  2. Tgl 30-november-2009:Ice Terjun dari Mal Grand Indonesia.
Kesemuanya terjun dari LT 5 (Lima Gus Dur yang meninggal tepat tgl 30-Desember-2009 (baca Mengapa Gus Dur Meninggal Tepat Tgl 30 ?)) sebuah mall terkenal di Jakarta, maka lima hari lagi 30,1,2,3,4 yakni tgl 4-desember-2009, terjadilah seorang laki-laki kembali terjun dari lt 11 Mall Mangga Dua Jakarta, kemudian berikutnya sebuah Mall pula terbakar hingga menewaskan puluhan orang
Dengan rentetan peristiwa di atas, maka tepat tgl 30-desember-2009, Gus Dur pemilik atribut yang khas yakni lahir di tgl 4 & dikenang sebagai mantan presiden yang ke 4, berpulang di jemput malaikat maut.

Sesudah Meninggal
Setelah Gus Dur meninggal dunia, maka empat hari berikutnya yakni 30,31,1,2, tepat tgl 2-januari-2010, terjadilah peristiwa serupa dengan keadaan sebelum GusDur meninggal yakni terjun dari lt 4
Bocah 4 tahun jatuh dari Lantai 4 Rusun di Tanah Abang
Jakarta–Seorang bocah, Daniel (4), jatuh dari lantai empat ke lantai dasar sebuah Rumah Susun di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Daniel langsung tewas di tempat.Peristiwa ini terjadi Sabtu (2/1), pukul 16.14 WIB. Kholid, ayah Daniel, mengaku tidak mengetahui mengapa anaknya tersebut bisa jatuh.
“Lagi ditinggal sebentar. Nggak tahu, malah ada yang berteriak di bawah ‘ada yang jatuh’, ‘ada yang jatuh’. Ternyata anak saya,” kata Kholid. Meski sudah meninggal di tempat, Kholid sempat dilarikan ke RS Pelni, Jakpus. Kini jenazah Daniel sedang disemayamkan di rumah duka, rusun Tanah Abang.
Selang dua hari kemudian, tepat tgl 4-januari-2010, kembali ada yang jatuh dari lt 4 di  MALL SOLO (hal ini tentu saja meningatkan tentang terjun dari  Mall terkenal di Jakarta, sebelum Gus Dur meninggal dunia).
Senin, 04/01/2010 15:06 WIB
Pria Jatuh dari Lantai 4 Tempat Parkir Solo Grand Mall
Muchus Budi R. – detikNews
Solo – Peristiwa orang jatuh hingga tewas di pusat perbelanjaan kembali terjadi. Agus Sunarto (32) meregang nyawa seketika setelah jatuh dari tempat parkir yang berada di lantai 4 Solo Grand Mall, Jl Slamet Riyadi, Solo. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, Senin (4/1/2010). Kejadian tersebut sontak membuat pengunjung pusat perbelanjaan itu geger.
Keanehan Sebelum & Sesudah Gus Dur Meninggal
Dari dua penjelasan diatas, maka telah jelas ada sesuatu yang aneh atau ganjil dari kejadian meninggalnya Gus Dur. Kejadian sebelum Gus Dur meninggal merupakan sebuah iktibar akan meninggalnya Gus Dur, tokoh beratribut 4, baik sebagai manta presiden ke 4 maupun tanggal kelahiran beliau yang 4-agustus-1940.
Adakah keanehan atau keganjilan akan kematian Gus Dur ini bagi yang masih hidup ? agar menjawab persoalan ini, maka kita dapat menengok peristiwa besar yang terjadi tepat tgl 4-januari-2010, sebagai penegasan dari maraknya orang-orang yang jatuh atau menjatuhkan diri di mall-mall terkenal
Ada apakah peristiwa besar yang terjadi tepat tgl 4-januari-2010 sebagai tanggal yang dinantikan oleh artikel Gus Dur dan Angka 4 dalam alinea terakhirnya ?
Jamaah haji yang bunuh diri atau jatuh di lt 6, dari meninggalnya Gus Dur tanggal  30-desember-2009, maka enam hari setelah itu, 30,31,1,2,3,4 tercatatlah tanggal 4-januari-2010. Angka  4 kembali muncul sebagai hitungan ke-depan atas wafatnya Gus Dur & keanehan musibah jamaah haji Indonesia, Ada apakah dengan angka 4 ini ? sebagai sesuatu yang tertunda dari tgl 21-desember-2009 menjadi tanggal 4-januari-2009 (baca Kode Bencana 38 ) sebagaimana ‘panggilan’ Gus Dur yang berziarah ke jombang tanggal 24-desember-2009, yang kemudian beliau berpesan untuk datang lagi tanggal 31-desember-2009.
Peristiwa sebagai kode bencana 38, akhirnya tertunda lagi menjadi tgl 11-januari-2010 karena sidang molor & hakim sakit. Dengan demikian sudah tiga kali penundaan yakni tgl 21-desember-2009 (tunda dua minggu) ->4-januari-2010 (tunda 1 minggu)->11-januari-2010 sesuai dengan kode tsb yakni 3+8 yakni sebelas
Kembali ke pertanyaan ada apakah kejadian besar tgl 4-januari-2010 ?
Dua Gempa Besar Guncang Kepulauan Solomon
Senin, 4 Januari 2010 | 11:26 WIB
Kerusakan Akibat Tsunami (project.slac.stanford.edu)
CANBERA, KOMPAS.com — Dua gempa besar merusak sejumlah desa dan memicu tanah longsor di daerah terpencil Kepulauan Solomon, Pasifik Selatan, Senin. Sejauh ini belum ada laporan tentang korban jiwa. Menurut data Pusat Peringatan Tsunami Pasifik dan Survei Geologi Amerika Serikat, dua gempa tersebut, masing-masing berkuatan 7,2 dan 6,5 pada skala Richter (SR), datang bersusulan dan terjadi di sekitar 88 km sebelah tenggara Pulau Gizo di Pasifik Selatan.
“Berdasarkan laporan, desa-desa dan rumah-rumah rusak lebih karena tanah longsor dibanding tsunami, tetapi kami belum mendapat kepastian tentang korban tewas atau terluka,” kata seorang juru bicara Kantor Manajemen Bencana Nasional dari Honiara kepada Reuters. Pusat gempa berada di kedalaman antara 33 km dan 36 km.
Sebuah penantian tentang kode 38 akhirnya benar terjadi yakni Tsunami tepat terjadi tgl 4-januari-2010, walau tidak terjadi di Indonesia, namun itulah jawaban mengapa berkali-kali banyak yang jatuh di lt 4 & pada akhirnya sang tokoh (Gus Dur yang beratribut 4 ini pula meninggal dunia tepat tgl 30-desember-2009 atau 4 bulan setelah gempa besar di padang tgl 30-sepetmber-2009
Sekali lagi rangkaian ini menunjukkan pada bangsa indonesia akan bahaya bencana besar yang sedang mengintai lewat iktibar angka 4 yang berulang-ulang hingga akhirnya ditemukanlah 4 itu menjadi M-A-U-T atau al-maut sedang mengintai
Kapankah al-maut mengintai ? tiada lain sesuai Kode Bencana 38 yang dinantikan sebagai tgl 4-januari-2010 akhirnya ‘tertunda’ sebagaimana sidang tsb, maka tersebutlah penundaan itu sama dengan kode tsb
Kejadian tsb sama dengan artikel Bacalah 29, Jakarta Telah Diperingatkan dimana penantian tgl 29-september-2009 didahului oleh Tsunami di Samoa, maka sesudah itu  kemudian terjadilah tgl 30-september-2009 sebagai Gempa Padang (baca Tanda Tanda Sebelum Gempa Padang & Maknanya)
Kini Tsunami sudah terjadi di Solomon tepat tgl 4-januari-2010 seperti yang telah dinantikan di artikel Gus Dur dan Angka 4, maka tinggal menunggu waktu saja agar segera menjalar ke Indonesia …. (baca Kode Bencana 38) sebagaimana penundaan pak Hakim akan hajatan tentang PLN tsb
Hajatan PLN adalah sebuah dejavu yang telah dituliskan sebelumnya pada artikel Cerita-Cerita Sebelum Bencana Dahsyat hingga terkuaklah rahasia mengapa ada yang terjun dari Mall di Solo tepat tgl 4-januari-2010. Hal ini terjadi tiada lain, SOLO adalah tempat hajatan PLN yang berulah TEPAT BEBERAJA JAM SEBELUM GUS DUR MENINGGAL tgl 30-desember-2009 (baca Cerita-Cerita Sebelum Bencana Dahsyat) berikut cuplikannya [LIHAT TANGGAL KEJADIANNYA]

Trafo-Trafo PLN ‘unjuk Gigi’

Setelah meledak & membakar basement plaza Blok M, maka giliran trafo di solo meledak pada hari yang sama
Rabu, 30/12/2009 13:44 WIB
Trafo PLN di Solo Meledak, 3 Pengemudi Mobil Nyaris Celaka
Muchus Budi R. – detikNews
Solo – Sebuah trafo di salah satu tiang listrik di Jl Suryopranoto, Solo, meledak. Kejadian itu nyaris membuat buah mobil yang sedang melintas di dekatnya celaka.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, Selasa (30/12/2009). Entah apa sebabnya, tiba-tiba saja trafo tersebut meledak.
Kesemuanya ini, kejadian sebelum & sesudah meninggalnya Gus Dur, menunjukkan bahwa bencana besar sebentar lagi terjadi.
Anda tidak percaya bahwa Hikmah Gus Dur meninggal adalah sebuah ‘penolong’ bagi kita semuanya ?, Lihat Perulangan dibawah ini
Tahun 2007:
  1. Minggu, 03/06/2007 13:51 WIB Bocah Terjatuh dari Lantai 3 ITC
  2. Senin, 04/06/2007 11:29 WIB ITC Mega Grosir Kembali Geger, Wanita Jatuh dari Lantai 4
Tanggal 4, sekali lagi tgl 4 sebuah kejatuhan yang terjadi dan berseri dengan sebelumnya yakni tgl 3. Dua kejatuhan di surabaya inilah hingga muncul secara berseri pasar turi terbakar ([Kebakaran] & Terbakarnya Pasar Turi Surabaya  Sebelum Terjadinya). Ujung dari penantian bencana besar tsb akhirnya terjadi tgl 12-september-2007 lewat Gempa Bengkulu (baca [Gempa] Bengkulu, Sebuah Bencana yang Berulang)
Tahun 2008:
11/05/2008 22:34 WIB
Jatuh di ITC Mangga Dua
Sulastri Selamat Berkat Mulyadi
Ari Saputra – detikcom
Jakarta – Dua orang dikabarkan terjatuh dari ITC Mangga Dua, Jakarta Utara. Namun, kemungkinan bukan kedua-duanya yang jatuh. Informasi yang dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber di tempat keduanya dirawat di RS Husada, Jl Raya Mangga Besar, Jakarta, Minggu (11/5/2008), hanya Sulastri yang jatuh. Sulastri jatuh dari lantai 3 ke lantai dasar ITC Mangga Dua. Beruntung ada Mulyadi yang letaknya persis di bawah lokasi jatuhnya Sulastri. Entah mimpi apa tadi malam, tubuh Mulyadi tertimpa Sulastri. Alhasil Sulastri selamat dari ancaman maut, dan tubuh Mulyadi ’sang penyelamat’ remuk seketika.
Kini keduanya tidak sadarkan diri di ruang UGD RS Husada. Di wajah keduanya terpasang alat bantu pernapasan. ( gah / gah )
Hal ini tertulis sebagai Hari Penentuan : 11 Mei 2008 yang berarti sesuatu yang besar di tunggu, hingga setelah itu terjadilah Gempa Cina 12 mei 2008 : Lanjutan Jawaban Hari Yang Menentukan
Mengapa tidak terjadi di Indonesia ? tiada lain iktibarnya dari kejatuhan tersebut adalah SELAMAT, bandingkan dengan tahun 2007 lalu. Walau di tahun 2008, Indonesia, relatif aman dari bencana besar, maka sebuah catatan tentang kejatuhan ini terjadi tepat di hari ULTAH-nya GUS DUR tahun 2008 yakni :
Senin, 04/08/2008 14:29 WIB
Irwan, Bocah 7 Tahun Jatuh dari Lantai II ITC Roxy Mas
Chazizah Gusnita – detikNews
Jakarta – Sungguh naas nasib Irwan (7) ini. Irwan jatuh dari lantai II ITC Roxy Mas pukul 12.00 WIB. Tangan kanannya patah. Irwan pun langsung dibawa ke RS Sumber Waras, Jakarta Barat.
“Ada. Di Instalasi Gawat Darurat (IGD),” ujar petugas informasi RS Sumber Waras, Tia saat dihubungi, Senin (4/8/2008).
Tia mengatakan, Irwan mengalami patah di lengan kanannya. “Saya nggak tahu jam berapa masuk. Tetapi saya lihat tadi pasien sedang tidur, tangan kanannya patah,” katanya.(gus/iy)
Sekali lagi SELAMAT di tahun 2008, namun begitu di tahun 2009, maka terjadilah bencana demi bencana yang kesemuanya itu telah dituliskan jauh sebelum terjadinya (baca Kejadian Aneh – Aneh Menjelang Bencana Besar)
Kini di tahun 2010, maka berkali-kali jatuh dan TIDAK SELAMAT, kemudian hajatan PLN sebagai dejavu di tahun 2004 sebelum Tsunami Aceh, maka sewajarnya petunjuk Allah telah datang mengenai bencana itu
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan  pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab  sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira  terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling  maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (al-hadiid:22-24)

http://thephenomena.wordpress.com/2010/01/08/gus-dur-kejadian-aneh-sebelum-sesudah-kematian/

Ular Piton 7 Meter Telan Anak Sekolah

ular piton sepanjang 7 meeter yang menelan anak sekolah pelajar SMP PGRI, M Zakaria (13). Kejadian ini terjadi pada saat ia sedang mandi dengan tiga temannya saat baru pulang sekolah di Sungai Tembung, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Ular piton tersebut diperkirakan masih bersembunyi di terowongan air pembuangan limbah. Salah satu saksi, Darmin Nasution (60) mengatakan bahwa baru kali ini dirinya melihat seekor ular piton sepanjang 7 meter memangsa pelajar SMP.
Menurut Nasution, ular tersebut dalam keadaan lapar dan membanting-banting korban di dalam sungai hingga korban tewas setelah melilit korban yang berusaha melarikan diri.
Tiga teman Zakaria yang berhasil keluar dari sungai lantas berusaha minta tolong. Selanjutnya, masyarakat menusuk bagian kepala dan badan ular dengan bambu runcing agar korban dilepaskan. Walau ular telah melepaskan korban, namun kondisi korban sudah dalam keadaan yang mengenaskan, remuk dan tidak bernyawa.
http://beritaterkini.net/kejadian-aneh-tahun-2010-ular-piton-7-meter-telan-anak-sekolah/
Ular yang telah melepaskan korban lantas kabur dan menghilang masuk ke terowongan tempat persembunyiannya. Warga pun tidak tinggal diam dan meminta bantuan pawang ular. Akhirnya pada hari Jumat, 19 Maret pukul 19.30 WIB, pawang dengan dibantu masyarakat berhasil menangkap ular tersebut dengan tali yang diberi umpan seekor ayam.
Namun sayang, karena menurut pawang ular, ular yang berhasil ditangkap bukan ular yang memangsa pelajar SMP, tapi ada dua ekor lagi ular besar yang masih hidup di Sungai Tembung itu.

Kamis, 27 Oktober 2011

Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal


Setiap orang mendambakan masa depan yang lebih baik ; kesuksesan dalam karir, 
rumah tangga dan hubungan sosial, namun seringkali kita terbentur oleh berbagai 
kendala. Dan kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri.
Melalui karyanya, Joel Osteen menantang kita untuk keluar dari pola pikir yang 
sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru.

Ada 7 langkah agar kita mencapai potensi hidup yang maksimal :

* Langkah pertama adalah perluas wawasan. Anda harus memandang kehidupan ini 
dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi.
Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih.
Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benakmu, dalam percakapanmu,
meresap ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap 
aspek kehidupanmu.

* Langkah ke dua adalah mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya Anda harus
melandasi gambar dirimu diatas apa yang Tuhan katakan tentang Anda. 
Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang 
dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan
tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akan
pernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri

* Langkah ke tiga adalah temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataanmu. 
Target utama serangan musuh adalah pikiranmu. Ia tahu sekiranya ia 
berhasil mengendalikan dan memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka ia
akan berhasil mengendalikan dan memanipulasi seluruh kehidupanmu.
Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan. 
Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran.

* Langkah ke empat adalah lepaskan masa lalu, biarkanlah ia pergi...
Anda mungkin saja telah kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya 
dalam hidup ini. Jika Anda ingin hidup berkemenangan , Anda tidak boleh memakai
trauma masa lalu sebagai dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini.
Anda harus berani tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmu
selama ini, atau membenarkan tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang. 

* Langkah ke lima adalah temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun
Kita harus bersikap :" Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi
tetapi saya tidak akan terus tinggal dibawah sana." Kita semua menghadapi
tantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datang
menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup
berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.


* Langkah ke enam adalah memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar 
yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri. 
Sebab kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita,
Ia ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita, 
namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri.
Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan
apabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.

* Langkah ke tujuh adalah memilih untuk berbahagia hari ini. Anda tidak harus menunggu
sampai semua persoalanmu terselesaikan. Anda tidak harus menunda kebahagiaan 
sampai Anda mencapai semua sasaranmu. Tuhan ingin Anda berbahagia apapun kondisimu,
sekarang juga !




Conclusion: of the seven steps above the man who wants to get out of the shackles of herdecline, is the man who has high confidence and no fear of fell.

Senin, 24 Oktober 2011

Musim kemarau berkepanjangan, Kekeringan menngancam sejumlah daerah di Indonesia

Default Musim kemarau berkepanjangan, Kekeringan menngancam sejumlah daerah di Indonesia

Tujuh Kecamatan di Bojonegoro Krisis Air Bersih

TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Tujuh kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat ini mengalami krisis air bersih. Mata air dan belasan sungai yang menjadi kantong air telah mengering sejak sebulan terakhir.

Berdasarkan pantauan Tempo, tujuh kecamatan yang mengalami krisis air bersih adalah Kecamatan Kedungadem, Sugihwaras, Sukosewu, Temayang, Ngasem, Bubulan, dan Kecamatan Kasiman.

Krisis air bersih akan terus meluas. Apalagi sudah lebih dari dua bulan terakhir ini wilayah kabupaten yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah itu tidak pernah turun hujan.

Beberapa anak sungai Bengawan Solo seperti sungai di Kalitidu, Semarmendem, sungai di Padangan, juga sungai di kawasan Tinggang, sudah kering akibat kemarau panjang.

Sejumlah desa yang selama ini mengandalkan sumber air dari anak sungai Bengawan Solo harus berjalan kaki hingga tiga kilometer untuk mencari air bersih di beberapa lokasi mata air (sendang). Debit air di setiap sendang juga kian kecil.

Desa-desa yang paling parah di antaranya Desa Wotanngare, Ngasem, Sidomukti, Besah, dan Desa Sambeng.

Sebagian warga bahkan terpaksa membeli air bersih, yakni air galon isi ulang untuk keperluan minum dan memasak. Warga pun tidak bisa setiap hari mandi dan mencuci pakaian. ”Air terbatas dan sulit didapat. Ya, harus hemat karena musim kemarau masih panjang,” ujar Fathoni, warga Desa Sidomukti, ketika ditemui Tempo, Minggu, 11 September 2011.

Selain tujuh kecamatan yang meliputi 23 desa masih ada beberapa kecamatan lain yang juga rawan krisis air bersih. Terutama di daerah terpencil seperti Kecamatan Margomulyo, Ngraho, dan sebagian di Kedewan yang terletak di Bojonegoro bagian barat daya dan barat laut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Bojonegoro, Kasiyanto, mengatakan pihaknya akan mendistribusikan bantuan air bersih. Warga yang membutuhkan air bersih diminta melaporkan ke desa untuk kemudian dikoordinasi pelaksanaannya oleh pihak kecamatan. ”Prosedurnya memang seperti itu agar jelas pendistribusiannya kepada yang paling membutuhkannya,” ujarnya kepada Tempo Minggu siang, 11 September 2011.

Kasiyanto mengakui dari 23 desa di tujuh kecamatan yang sudah termonitor tersebut masih ada beberapa lokasi yang belum dilaporkan kepada BPDB Kabupaten Bojonegoro. Di antaranya Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem. Namun di daerah ini kerap mendapat suplai air bersih melalui mobil tangki dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

Diakui Kasiyanto, pihaknya tidak bisa segera memenuhi secara serentak kebutuhan air bersih di seluruh desa. Jumlah armada mobil tangki air sangat terbatas, yakni hanya empat unit. Jarak desa-desa yang mengalami krisis air bersih juga cukup jauh.

Kekeringan, Warga Kota Tegal 3 Bulan Konsumsi Air Kotor

TEMPO Interaktif, Tegal - Kekeringan yang terjadi saat ini memaksa sejumlah warga di Kota Tegal, Jawa Tengah, mengkonsumsi air tak layak yang telah keluar dari sumur mereka. Kondisi ini terpaksa dilakukan karena tak ada sumber air alternatif.

"Sudah hampir empat bulan ini saya dan warga kampung menggunakan air kotor. Semua sumur di kampung ini airnya sama, keruh dan berwarna kuning kecokelatan," ujar Cayem, 65 tahun, warga RT 08 RW 02 kelurahan Kalinyamat Kulon, kecamatan Tegal Selatan, Minggu 11 September 2011.

Penggunaan air kotor untuk kebutuhan hidup sehari-hari ini terpaksa dilakukan karena minimnya suplai air bersih dari pemerintah daerah setempat. "Kalaupun ada harus membeli Rp 1.000 per jeriken ukuran 5 liter dari pedagang keliling," ujar Cayem.

Menurut Cayem, warga mesti mengolah air kurang layak ini sebelum dikonsumsi untuk memasak dan minum dengan cara diendapkan selama beberapa saat untuk menghilangkan warna. Ia juga mengaku air keruh ini berdampak saat digunakan mandi. Hal ini dibuktikan dengan gejala gatal pada kulit tubuh mereka.

Di Desa Kalinyamat Kulon, Kecamatan Tegal Selatan, terdapat kurang lebih 3.000 warga menggunakan air tak layak saat musim kemarau seperti sekarang. Meski ada sejumlah warga yang membuat sumur artesis, tak semua warga kampung bisa menikmati karena jumlahnya terbatas.

Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat Kantor Kesatuan Kebangsaan Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tegal Soni Sontani mengaku belum ada pengajuan permintaan air bersih dari warga setempat. "Tak satu pun kelurahan di Kota Tegal yang mengajukan bantuan air bersih," ujar Soni.

Ia mengatakan segera berkoordinasi dengan kepala desa untuk menyelesaikan krisis air yang terjadi seperti sekarang. Langkah ini dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan perusahaan air minum daerah Kota Tegal untuk suplai menggunakan truk tangki.

Rencananya Pemerintah Kota Tegal memberikan instalasi pipa air dari perusahaan air minum daerah untuk sejumlah daerah yang rawan krisis air bersih. "Namun sekarang masih proses lelang dan baru pengerjaan," ujar Soni.

Menurut Soni, pembangunan instalasi ini untuk menjaga kebutuhan jangka panjang, sedangkan jangka pendek akan disuplai dengan truk sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Debit Sungai Cisadane Menyusut Drastis

TEMPO Interaktif, Tangerang - Musim kemarau mengakibatkan air Sungai Cisadane menyusut. Debit air yang mengalir ke Bendungan Pintu Air Sepuluh Sangego yang menjadi bahan baku air bersih untuk Kota Tangerang mengalami penurunan drastis. Pantauan Tempo pada Ahad, 11 September 2011 menunjukan di sekeliling bendungan kering, bahkan sedimen lumpur mengeras dan retak-retak.

Penjaga Bendung Pintu Air Sepuluh, Supriyanto mengatakan air Cisadane mulai menyusut sejak awal datangnya bulan Ramadan lalu. Padahal kata Supri, batas normal debit air di bendungan itu mencapai 12,5 meter. “Tapi sekarang cuma 11,5 meter, makanya kami mengutamakan kebutuhan air baku,” kata Supri, penjaga bendungan, Minggu 11 September 2011.

Menurut Supri, penyusutan Sungai Cisadane ini belum bisa dikatakan kritis. Sebab, air Sungai Cisadane masuk ke fase kritis bila debit air hanya 10,50 meter. Oleh karena itu selama musim kemarau masih berlangsung, maka pengelola bendungan tidak akan membuka pintu air.

Debit air Sungai Cisadane yang saat ini 11,5 meter dipertahankan sampai batas normal air kembali seperti semula yakni 12,5 meter. "Turunnya air sungai Cisadane juga berakibat kepada kekeringan lahan pertanian di Kota dan Kabupaten Tangerang," ujar Supri yang menjaga bendungan sejak 1985.

Direkur utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Benteng, Ahmad Marju Kodri mengatakan menyusutnya air Sungai Cisadane berpengaruh kepada penyediaan bahan baku. Sebab, kawasan Pintu Air Sepuluh menjadi salah satu pengambilan air bagi perusahaan air minum plat merah itu dan perusahaan air swasta di Tangerang.

Namun dipastikan Kodri hal itu tidak berpengaruh besar terhadap pasokan air bersih. Sebab PDAM Tirta Benteng sudah menyiapkan pasokan air dari instalasi pengelolahan air di hilir sungai Cisadane. "Dengan keberadaan letak PDAM sebagai pengelolahan air di hilir sungai, maka pasokan air terus mencukupi untuk disalurkan kepada pelanggan air bersih,"kata Kodri.

Kodri juga mengatakan pelanggan PDAM tidak perlu khawatir dengan datangnya musim kemarau. Sebab kondisi seperti itu bisa diatasi selama musim kemarau berlangsung. “PDAM sebagai salah satu perusahaan air minum di Tangerang bertanggung jawab menyediakan suplai air kepada masyarakat,” ujar Kodri.

Warga di Kabupaten Kediri Mulai Konsumsi Gaplek

TEMPO Interaktif, Kediri - Sedikitnya enam kecamatan di Kabupaten Kediri mengalami kekeringan hebat. Keringnya sumber mata air ini juga membuat sebagian warga mulai mengkonsumsi gaplek.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, warga yang mulai mengkonsumsi gaplek terdapat di Dusun Blimbing, Desa Karanganyar, Kecamatan Mojo. Makanan berbahan dasar ketela ini lebih mudah didapatkan dibandingkan padi yang membutuhkan pasokan air dalam jumlah besar.

Miyati, 38 tahun, ibu rumah tangga di Dusun Blimbing mengatakan intensitas mengkonsumsi gaplek meningkat sejak wilayahnya dilanda musim kemarau. Gaplek yang sebelumnya dimanfaatkan warga sebagai selingan beras, saat ini gaplek menjadi makanan utama. “Setiap hari makan gaplek karena beras sangat sulit,” katanya, Minggu, 11 September 2011.

Bersama tujuh anggota keluarganya, perempuan yang bekerja sebagai penjual jajanan ini menghabiskan tak kurang satu setengah kilogram gaplek setiap harinya. Dia cukup beruntung memiliki sepetak lahan yang ditanami ketela. Untuk kebutuhan gaplek, Miyati tak perlu membeli seperti warga lainnya. Harga gaplek ini relatif murah dibandingkan beras, yakni Rp 1.600 per kilogram.

Kekeringan telah melanda sebagian besar warga di lereng Gunung Wilis. Sebanyak lima kecamatan di kawasan ini sudah tak memiliki pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Selain mengancam kelangsungan manusia, kondisi ini juga merusak lahan pertanian warga.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Kediri Edhi Purwanto mengatakan, Dinas Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) setempat melaporkan enam kecamatan di wilayahnya mengalami kekeringan, yakni Kecamatan Semen, Tarokan, Mojo, Banyakan, Grogol, dan Kecamatan Kepung. “Rata-rata daerah pegunungan,” kata Edhi kepada Tempo.

Edhi menambahkan, lebih dari 2.477 kepala keluarga dilaporkan tak mendapat air bersih setiap harinya. Meski berusaha mendalamkan sumur, namun sumber air tak kunjung muncul.

Karena itu pemerintah daerah setempat berusaha membantu penggalian sumur menggunakan peralatan bor. Dengan peralatan ini, warga bisa menggali sumur hingga kedalaman 500 meter. Namun, upaya pengeboran tidak serta merta mengatasi kebutuhan air bagi seluruh warga. Sebab tak semua lokasi atau titik yang digali masih menyimpan air. “Terpaksa satu sumur untuk kebutuhan satu perkampungan,” ujar Edhi.

kekeringan yang semakin mengancam kelangsungan hidup di indonesia,
semoga ini cepet berakhir


http://forum.detik.com/musim-kemarau-berkepanjangan-kekeringan-menngancam-sejumlah-daerah-di-indonesia-t288624.html
Reply With Quote

Jumat, 21 Oktober 2011

Mengapa Kemiskinan di Indonesia Menjadi Masalah Berkelanjutan?

SEJAK awal kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana termuat dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar 1945. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini juga selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah yang berkepanjangan.
PADA umumnya, partai-partai peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 juga mencantumkan program pengentasan kemiskinan sebagai program utama dalam platform mereka. Pada masa Orde Baru, walaupun mengalami pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, yaitu rata-rata sebesar 7,5 persen selama tahun 1970-1996, penduduk miskin di Indonesia tetap tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya mengurangi penduduk miskin.
Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.
Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.
Penyebab kegagalan
Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.
Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya.
Alangkah lebih baik apabila dana-dana bantuan tersebut langsung digunakan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), seperti dibebaskannya biaya sekolah, seperti sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), serta dibebaskannya biaya- biaya pengobatan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Faktor kedua yang dapat mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinan adalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.
Sebagaimana diketahui, data dan informasi yang digunakan untuk program-program penanggulangan kemiskinan selama ini adalah data makro hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) oleh BPS dan data mikro hasil pendaftaran keluarga prasejahtera dan sejahtera I oleh BKKBN.
Kedua data ini pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan perencanaan nasional yang sentralistik, dengan asumsi yang menekankan pada keseragaman dan fokus pada indikator dampak. Pada kenyataannya, data dan informasi seperti ini tidak akan dapat mencerminkan tingkat keragaman dan kompleksitas yang ada di Indonesia sebagai negara besar yang mencakup banyak wilayah yang sangat berbeda, baik dari segi ekologi, organisasi sosial, sifat budaya, maupun bentuk ekonomi yang berlaku secara lokal.
Bisa saja terjadi bahwa angka-angka kemiskinan tersebut tidak realistis untuk kepentingan lokal, dan bahkan bisa membingungkan pemimpin lokal (pemerintah kabupaten/kota). Sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di Kabupaten Sumba Timur. Pemerintah Kabupaten Sumba Timur merasa kesulitan dalam menyalurkan beras untuk orang miskin karena adanya dua angka kemiskinan yang sangat berbeda antara BPS dan BKKBN pada waktu itu.
Di satu pihak angka kemiskinan Sumba Timur yang dihasilkan BPS pada tahun 1999 adalah 27 persen, sementara angka kemiskinan (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) yang dihasilkan BKKBN pada tahun yang sama mencapai 84 persen. Kedua angka ini cukup menyulitkan pemerintah dalam menyalurkan bantuan-bantuan karena data yang digunakan untuk target sasaran rumah tangga adalah data BKKBN, sementara alokasi bantuan didasarkan pada angka BPS.
Secara konseptual, data makro yang dihitung BPS selama ini dengan pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach) pada dasarnya (walaupun belum sempurna) dapat digunakan untuk memantau perkembangan serta perbandingan penduduk miskin antardaerah. Namun, data makro tersebut mempunyai keterbatasan karena hanya bersifat indikator dampak yang dapat digunakan untuk target sasaran geografis, tetapi tidak dapat digunakan untuk target sasaran individu rumah tangga atau keluarga miskin. Untuk target sasaran rumah tangga miskin, diperlukan data mikro yang dapat menjelaskan penyebab kemiskinan secara lokal, bukan secara agregat seperti melalui model-model ekonometrik.
Untuk data mikro, beberapa lembaga pemerintah telah berusaha mengumpulkan data keluarga atau rumah tangga miskin secara lengkap, antara lain data keluarga prasejahtera dan sejahtera I oleh BKKBN dan data rumah tangga miskin oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Meski demikian, indikator- indikator yang dihasilkan masih terbatas pada identifikasi rumah tangga. Di samping itu, indikator-indikator tersebut selain tidak bisa menjelaskan penyebab kemiskinan, juga masih bersifat sentralistik dan seragam-tidak dikembangkan dari kondisi akar rumput dan belum tentu mewakili keutuhan sistem sosial yang spesifik-lokal.
Strategi ke depan
Berkaitan dengan penerapan otonomi daerah sejak tahun 2001, data dan informasi kemiskinan yang ada sekarang perlu dicermati lebih lanjut, terutama terhadap manfaatnya untuk perencanaan lokal.
Strategi untuk mengatasi krisis kemiskinan tidak dapat lagi dilihat dari satu dimensi saja (pendekatan ekonomi), tetapi memerlukan diagnosa yang lengkap dan menyeluruh (sistemik) terhadap semua aspek yang menyebabkan kemiskinan secara lokal.
Data dan informasi kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan serta pencapaian tujuan atau sasaran dari kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan, baik di tingkat nasional, tingkat kabupaten/kota, maupun di tingkat komunitas.
Masalah utama yang muncul sehubungan dengan data mikro sekarang ini adalah, selain data tersebut belum tentu relevan untuk kondisi daerah atau komunitas, data tersebut juga hanya dapat digunakan sebagai indikator dampak dan belum mencakup indikator-indikator yang dapat menjelaskan akar penyebab kemiskinan di suatu daerah atau komunitas.
Dalam proses pengambilan keputusan diperlukan adanya indikator-indikator yang realistis yang dapat diterjemahkan ke dalam berbagai kebijakan dan program yang perlu dilaksanakan untuk penanggulangan kemiskinan. Indikator tersebut harus sensitif terhadap fenomena-fenomena kemiskinan atau kesejahteraan individu, keluarga, unit-unit sosial yang lebih besar, dan wilayah.
Kajian secara ilmiah terhadap berbagai fenomena yang berkaitan dengan kemiskinan, seperti faktor penyebab proses terjadinya kemiskinan atau pemiskinan dan indikator-indikator dalam pemahaman gejala kemiskinan serta akibat-akibat dari kemiskinan itu sendiri, perlu dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten/kota dengan dibantu para peneliti perlu mengembangkan sendiri sistem pemantauan kemiskinan di daerahnya, khususnya dalam era otonomi daerah sekarang. Para peneliti tersebut tidak hanya dibatasi pada disiplin ilmu ekonomi, tetapi juga disiplin ilmu sosiologi, ilmu antropologi, dan lainnya.
Belum memadai
Ukuran-ukuran kemiskinan yang dirancang di pusat belum sepenuhnya memadai dalam upaya pengentasan kemiskinan secara operasional di daerah. Sebaliknya, informasi-informasi yang dihasilkan dari pusat tersebut dapat menjadikan kebijakan salah arah karena data tersebut tidak dapat mengidentifikasikan kemiskinan sebenarnya yang terjadi di tingkat daerah yang lebih kecil. Oleh karena itu, di samping data kemiskinan makro yang diperlukan dalam sistem statistik nasional, perlu juga diperoleh data kemiskinan (mikro) yang spesifik daerah. Namun, sistem statistik yang dikumpulkan secara lokal tersebut perlu diintegrasikan dengan sistem statistik nasional sehingga keterbandingan antarwilayah, khususnya keterbandingan antarkabupaten dan provinsi dapat tetap terjaga.
Dalam membangun suatu sistem pengelolaan informasi yang berguna untuk kebijakan pembangunan kesejahteraan daerah, perlu adanya komitmen dari pemerintah daerah dalam penyediaan dana secara berkelanjutan. Dengan adanya dana daerah untuk pengelolaan data dan informasi kemiskinan, pemerintah daerah diharapkan dapat mengurangi pemborosan dana dalam pembangunan sebagai akibat dari kebijakan yang salah arah, dan sebaliknya membantu mempercepat proses pembangunan melalui kebijakan dan program yang lebih tepat dalam pembangunan.
Keuntungan yang diperoleh dari ketersediaan data dan informasi statistik tersebut bahkan bisa jauh lebih besar dari biaya yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan pengumpulan data tersebut. Selain itu, perlu adanya koordinasi dan kerja sama antara pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder), baik lokal maupun nasional atau internasional, agar penyaluran dana dan bantuan yang diberikan ke masyarakat miskin tepat sasaran dan tidak tumpang tindih.
Ketersediaan informasi tidak selalu akan membantu dalam pengambilan keputusan apabila pengambil keputusan tersebut kurang memahami makna atau arti dari informasi itu. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya kemampuan teknis dari pemimpin daerah dalam hal penggunaan informasi untuk manajemen.
Sebagai wujud dari pemanfaatan informasi untuk proses pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan pembangunan di daerah, diusulkan agar dilakukan pemberdayaan pemerintah daerah, instansi terkait, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam pemanfaatan informasi untuk kebijakan program.
Kegiatan ini dimaksudkan agar para pengambil keputusan, baik pemerintah daerah, dinas-dinas pemerintahan terkait, perguruan tinggi, dan para LSM, dapat menggali informasi yang tepat serta menggunakannya secara tepat untuk membuat kebijakan dan melaksanakan program pembangunan yang sesuai.
Pemerintah daerah perlu membangun sistem pengelolaan informasi yang menghasilkan segala bentuk informasi untuk keperluan pembuatan kebijakan dan pelaksanaan program pembangunan yang sesuai. Perlu pembentukan tim teknis yang dapat menyarankan dan melihat pengembangan sistem pengelolaan informasi yang spesifik daerah. Pembentukan tim teknis ini diharapkan mencakup pemerintah daerah dan instansi terkait, pihak perguruan tinggi, dan peneliti lokal maupun nasional, agar secara kontinu dapat dikembangkan sistem pengelolaan informasi yang spesifik daerah.
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu disadari bahwa walaupun kebutuhan sistem pengumpulan data yang didesain, diadministrasikan, dianalisis, dan didanai pusat masih penting dan perlu dipertahankan, sudah saatnya dikembangkan pula mekanisme pengumpulan data untuk kebutuhan komunitas dan kabupaten.
Mekanisme pengumpulan data ini harus berbiaya rendah, berkelanjutan, dapat dipercaya, dan mampu secara cepat merefleksikan keberagaman pola pertumbuhan ekonomi dan pergerakan sosial budaya di antara komunitas pedesaan dan kota, serta kompromi ekologi yang meningkat.
Hamonangan Ritonga Kepala Subdit pada Direktorat Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik
Sumber: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/10/ekonomi/847162.htm

Kepulauan Raja Ampat

Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop), Pulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.
Perairan Kepulauan Raja Ampat merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.Di kawasan ini setidaknya terdapat 1.300 spesies ikan, 600 jenis terumbu karang, serta 700 jenis karang. Selain itu, terdapat juga jenis kura-kura, ganggang, dan ubur-ubur. Anda dapat menikmati pesona bawah laut Kepulauan Raja Ampat ini di beberapa titik penyelaman dan di setiap titik penyelaman memiliki kekhasan masing-masing, miisalnya di sekitar Pulau Kri.


Di Pulau Kri, Anda dapat menyaksikan keindahan terumbu karang serta berbagai jenis ikan yang sangat menakjubkan, termasuk ikan quensland grouper yang terkenal. Seorang ahli perikanan dari Australia, Garry Allen, pernah membuktikan bahwa dalam sekali menyelam ia mencatat setidaknya terdapat 283 jenis ikan. Untuk menikmati semua Keindahan kepulauan Raja Ampat, Anda bisa menaiki kapal laut menuju Sorong selama 2,5 jam.
 


http://detik.travel/read/2011/09/16/113738/1723910/1032/3/diving-di-kepulauan-raja-ampat

Perbedaan Rafflesia Arnoldii dan Bunga Bangkai

Rafflesia arnoldii dan Bunga Bangkai (Amorphpophallus titanium) merupakan dua jenis tanaman yang berbeda. Meski oleh masyarakat terkadang kedua jenis tanaman ini dianggap sama bahkan saling tertukar. Saya sendiri sempat mendengar seorang guru Sekolah Dasar yang mengatakan di depan murid-muridnya bahwa bunga Bangkai adalah Rafflesia.
Memang Rafflesia dan Bunga Bangkai (Suweg Raksasa) sama-sama memiliki ukuran besar (raksasa) dan mengeluarkan bau yang busuk. Namun antara Raflesia dan Bungan Bangkai (Amorphpophallus titanium) memiliki perbedaan pada klasifikasi biologi, bentuk, warna, cara hidupnya, dan siklus hidupnya.
RAFFLESIA
rafflesia arnoldii
Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer 1997), semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun ataupun akar yang sesungguhnya.
Rafflesia merupakan endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu. Satu-satunya bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg. Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Rafflesia yang banyak dikenal masyarakat adalah jenis rafflesia arnoldii. Jenis ini hanya tumbuh di hutan sumatera bagian selatan, terutama Bengkulu.
Ciri utama yang membedakan rafflesia dengan bunga bangkai secara awam adalah bentuknya yang melebar (bukan tinggi) dan berwarna merah. Ketika mekar, bunga ini bisa mencapai diameter sekitar 1 meter dan tinggi 50 cm. Bunga rafflesia tidak memiliki akar, tangkai, maupun daun. Bunganya memiliki 5 mahkota. Di dasar bunga yang berbentuk gentong terdapat benang sari atau putik, tergantung jenis kelamin bunga. keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat presentase pembuahan yang dibantu oleh serangga lalat sangat kecil, karena belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu bersamaan di tempat yang berdekatan. Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya 5-7 hari. Setelah itu rafflesia akan layu dan mati.
Sampai saat ini Rafflesia tidak pernah berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya dan apabila akar atau pohon inangnya mati, Raflesia akan ikut mati. Oleh karena itu Raflesia membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup.
Sedikit informasi, selama 200-an tahun tumbuh-tumbuhan dari genus Rafflesiaceae sulit diklasifikasikan karena karakteristik tubuh yang tidak umum. Berdasarkan penelitian DNA oleh para ahli botani di Universitas Harvard baru-baru ini, rafflesia dimasukkan ke dalam family Euphorbiaceae, satu keluarga dengan pohon karet dan singkong. Tapi hal ini masih belum terpublikasi dengan baik.
Beberapa jenis Rafflesia (di Indonesia); Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R. cilliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa), R.patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi (Sumatra bagian timur).
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Malpighiales; Famili: Rafflesiaceae; Genus: Rafflesia;
BUNGA BANGKAI
Selain rafflesia, bunga raksasa lain yang dikenal masyarakat adalah bunga bangkai/suweg raksasa Titan Arum (Amorphpophallus titanium). Jenis ini hanya endemik tumbuh di kawasan hutan di Sumatera.
Bunga-bangkaiBerbeda dengan rafflesia, bunga bangkai titan arum ini berwarna krem pada bagian luar dan pada bagian yang menjulang. Sedangkan mahkotanya berwarna merah ke-ungu-an. Sekilas bentuknya saat mekar terlihat seperti bunga terompet. Bila rafflesia hanya melebar, bunga bangkai tumbuh menjulang tinggi. Ketinggian bunga bangkai jenis amorphophallus titanium ini bisa mencapai sekitar 4 m dengan diameter sekitar 1,5 m.
Bunga bangkai ini termasuk tumbuhan dari suku talas-talasan (araceae). Merupakan tumbuhan dengan bunga majemuk terbesar di dunia. Berbeda dengan rafflesia yang tidak dapat tumbuh di daerah lain, bunga bangkai dapat di budi daya. bila rafflesia parasit pada tumbuhan rambat, bunga bangkai tumbuh di atas umbi sendiri.
Bunga ini mengalami 2 fase dalam hidupnya yang muncul secara bergantian dan terus menerus, yaitu fase vegetatif dan generatif. Pada fase vegetatif, di atas umbi akan muncul batang tunggal dan daun yang sekilas mirip dengan pohon pepaya. Tinggi pohonnya bisa mencapai 6 m. Setelah beberapa tahun, organ generatifnya akan layu kecuali umbinya. Apabila lingkungan mendukung, dan umbinya memenuhi syarat pohon ini akan digantikan dengan tumbuhnya bunga bangkai. Tumbuhnya bunga majemuk yang menggantikan pohon yang layu merupakan fase generatif tanaman ini.
Bunga baru bisa tumbuh bila umbinya memiliki berat minimal 4 kg. Bila cadangan makanan dalam umbi kurang atau belum mencapai berat 4 kg, maka pohon yang layu akan di gantikan oleh pohon baru.
Selain itu, bunga bangkai merupakan tumbuhan berumah satu dan protogini, dimana bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga ini, seperti pada rafflesia, berfungsi untuk menarik kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya. Setelah masa mekarnya (sekitar 7 hari) lewat, bunga bangkai akan layu. Dan akan kembali melewati siklusnya, kembali ke fase vegetatif, dimana akan tumbuh pohon baru di atas umbi bekas bunga bangkai.
Apabila selama masa mekarnya terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Biji-biji ini bisa ditanam menjadi pohon pada fase vegetatif. Biji-biji inilah yang sekarang dibudidayakan.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Alismatales; Famili: Araceae; Genus: Amorphophallus; Spesies: A. titanum;
Nama binomial: Amorphophallus titanum (Becc.) Becc. ex Arcang

http://alamendah.wordpress.com/2009/08/21/perbedaan-rafflesia-arnoldii-dan-bunga-bangkai/